PIER Universitas Paramadina

Masih Ada Sekolah Bandel Saat PPKM Level 3 dan 4, Tunda Pembelajaran Tatap Muka

Pelajar SMKN 1 Warungasem menunjukkan poster berisi ajakan taat protokol kesehatan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis 29 Juli 2021. /Antara/Harviyan Perdana Putra


PIKIRAN RAKYAT - Pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara tatap muka didesak agar ditunda sampai penularan Covid-19 terkendali. Desakan itu muncul dari Koalisi warga untuk Lapor Covid-19 kepada Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Saat menyampaikan konferensi pers secara virtual, Minggu 1 Agustus 2021, relawan Lapor Covid-19 Diah Dwi Putri mengemukakan, angka positivity rate yang masih tinggi menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak pembelajaran tatap muka terhadap peningkatan risiko penularan.

"Dari Januari-Juli 2021, total laporan kegiatan belajar tatap muka ada 95 laporan di saat angka positivity rate mencapai 40 persen," katanya.

Menurut laporan, masih ada sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka pada masa PPKM Level 3 dan 4.

Menurut Diah, laporan mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka paling banyak masuk pada Juli 2021, pada awal tahun ajaran 2021-2022. Ada 29 laporan yang masuk selama kurun waktu itu.

"Ada laporan selama empat pekan berturut-turut. Pada pekan keempat Juli, laporannya paling banyak karena bertepatan dengan tahun ajaran baru yang bertepatan dengan PPKM skala 4 dan 3," katanya.

Dari total 95 laporan yang masuk, ia menjelaskan, 17 persen di antaranya melaporkan bahwa sekolah penyelenggara kegiatan belajar tatap muka telah berstatus sebagai klaster penularan Covid-19.

Selain itu, 52 persen sekolah dilaporkan tidak menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 seperti tidak menerapkan ketentuan menjaga jarak, tidak melakukan pemeriksaan suhu tubuh, dan tidak mewajibkan pemakaian masker dalam kegiatan di sekolah.

"Sisanya mereka lapor terkait kekhawatiran terhadap siswa yang belajar di sekolah tersebut," katanya seperti diberitakan Antara.

Berdasarkan kondisi tersebut, ia mengatakan, Lapor Covid-19 merekomendasikan pemerintah menunda pembelajaran tatap muka sampai penularan Covid-19 terkendali.

"Pembelajaran dilakukan secara daring di daerah dengan tingkat penularan tinggi. Menurut WHO, positivity rates yang terkendali berada pada angka di bawah 5 persen dalam beberapa pekan," katanya.

Selain itu, Lapor Covid-19 mendorong pemerintah memperbaiki sistem penyelenggaraan pembelajaran dari jarak jauh, termasuk menyiapkan pedoman pelaksanaan pembelajaran via daring yang efektif.

"Upgrade (tingkatkan) kemampuan guru dalam menggunakan teknologi yang mendukung kegiatan belajar mengajar daring," kata Diah.

Menurut dia, pemerintah daerah juga mesti memantau dan mengawasi kegiatan sekolah-sekolah di wilayahnya serta mengenakan sanksi tegas pada sekolah dan aparatur yang melanggar aturan.

Pemerintah pusat dan daerah juga hendaknya menyampaikan informasi akurat mengenai kondisi penularan Covid-19 dan risiko penularan penyakit tersebut pada anak-anak agar orangtua murid bisa menjadikannya sebagai masukan dapat mengambil keputusan untuk membolehkan anak masuk sekolah.***


0 Komentar

Tulis Komentar